Rabu, 27 Juli 2016



Kecewa
Malam begitu gelap, sunyi, dan dingin. Hujan deras mengguyur semua daerah Candimulyo. Aku duduk termenung di jendela. Ku pandangi luar rumah dari jendela. Tak ada satupun orang yang berlalu lalang seperti biasanya. Semua masalah yang ada pada diriku dan selalu hadir didepanku. Kini semua masa lalu kini tinggal kenangan. Sakit rasanya jika teringat masa lalu terulang kembali. Ingin rasanya untuk membuang jauh-jauh rasa sakit hati. Tak banyak yang dapat aku lakukan kecuali berdoa dan memohon kepada Tuhan.
“Ver, kamu kenapa?” tanya Ibu tiba-tiba mengagetkan
“emm, gak papa bu?” jawabku kaget dan gugup sambil mengusap air mata
“kalo, gak kenapa-napa, terus kenapa kamu menangis dan melamun di malam hari, gak baik Ver?” kata Ibu sambil memberikan nasehat
Aku hanya tersenyum. Lalu aku pun berdiri dan menutup jendel. Duduk di tempat tidur, kemudian Ibu mendekatinya.
“apa kamu ada masalah?”tanya Ibu heran dan sambil mengelus rambutku
“gak, papa kok bu?” jawabku dengan senyuman
“ya, sudah kamu tidur dulu, jangan lupa berdoa, besok bangun pagi-pagi?”
“iya bu.”
Aku membentangkan selimut keseluruh tubuh hingga menutupi badan kecuali muka. Terasa hangat. Lalu aku menutup mata setelah berdoa.
***
“hai, kak?” sapaku
“hai, dik gimana kabarnya?” tanya kak Nuri
“baik, kakak sendiri gimana?” tanyaku
“alhamdulilah baik, oh ya gimana sekolah kamu, kemarin kamu dapat peringkat berapa?”
“dapat peringkat 1 di kelas, tapi itu semua juga berkat suport dari kakak yang selalu menjadi penyemangat bagiku.”
“oh, ya masa sih?” respon kak Nuri sambil senyum
Sudah lamanya aku mengenal kak Nuri. Dan sekarang adalah pertemuan pertamaku dengan kaka Nuri yang kebetulan sedang bermain di alun-alun Magelang. Sungguh terpukau diriku dengan kak Nuri seorang mahasiswa di Universitas Yogyakarta, dia orangnya baik, suka ngasih semangat dan tak pandang bulu untuk berteman. Kenyatannya dia mau beteman dengan ku seorang siswa SMA. Tak heran jika aku mengaguminya.
“oh, ya kakak salut loh sama kamu karena kamu pintar dapat peringkat 1, pertahanin ya peringkatnya?” ucap kak Nuri
“hmmm..., iya kak makasih?” tersenyum malu
“kamu lapar, gak?” tanyanya
“iya, sih kak?” jawabku dengan malu
“kita makan dulu, yuk? di sana.” ajak kak Nuri
Akhirnya kami makan berdua dan berbincang-bincang. Siang itu tampak cerah dan bahagianya diriku karena bisa berduaan dengan orang yang aku kagumi. Sudah banyak hal yang ku ketahui tentang kak Nuri. Begitu pula aku bercerita banyak tentang diriku. Tak terasa matahari semakin condong ke barat. Kami asyik ngobrol dan bercanda ria. Sampai tak kenal waktu. Lalu, kami berpisah dan pulang ke masing-masing rumah. Tapi sebelum tapi berpisah, kak Nuri mengajak aku besok untuk bertemu dengannya lagi di tempat yang sama. Sungguh bahagianya diriku. Hari ini adalah moment paling indah yang pernah aku kualami besama cowok. Apalagi dia baik banget. Sampai rumah pun aku masih teringat moment tadi siang bersama kak Nuri.
“aduh, anak ibu yang sedang berbunga-bunga?” tanya ibu
Aku tersenyum menyeringai.“ah... ibu mau tahu aja emang anaknya bahagia itu tidak boleh?” cetusku
“ya, bukannya begitu. Kan ibu juga pernah muda.”
“iya, bu? Vera juga ngerti kok. Ya pokoknya Vera lagi bahagia.”
Aku pun tersenyum pada ibu dan ibu membalas dengan senyuman. Aku menanti esok hari untuk bertemu dengan kak Nuri. Rasanya semakin semangat diriku untuk mengerjakan sesuatu. Aku membuka jendela kamar, aku tahu ini malam hari tapi ku ingin menyapa bintang di atas, ku tebarkan senyuman kepada bintang. Ya Tuhan maha suci engkau menciptakan segala isi di dunia dan maha suci engakau memberikan kebahagiaan pada ku.
***
Minggu pagi, matahari terbit menyinari rumahku. Ayam-ayam keluar dari kandangnya. Kini aku sudah berdandan dan siap untuk pergi bertemu dengan kak Nuri sesuai janjinya. Aku berpenampilan serapi mungkin untuk bertemu dengannya agar dia tidak kecewa jika nanti melihatku. Selama perjalanan aku terus kepikiran dengan kak Nuri. Dia pake baju warna apa , ya. Tiba-tiba aku berpikir kenapa dari tadi malam aku sering memikirkan kak Nuri. Apakah aku suka dengannya. Aku tersentak kaget. Ya Tuhan apa aku ini lagi jatuh cinta. Tapi entahlah. Sesampainya di tempat perjanjian. Aku melihat seseorang cowok memakai baju kemeja warna hitam. Dia melambaikan tangan ke arahku. Ku coba dekati ternyata betul dia kak Nuri. Wow, keren sekali kak Nuri. Aku pun bersalaman dengannya dan setelah itu kami ngobrol berdua. Di sela-sela canda tawa. Tiba-tiba kak Nuri memberikan suatu pertanyaan yang membuat diriku tersentak kaget. Ya Tuhan apakah aku sedang bermimpi, kak Nuri bilang ke aku kalau dia suka ke aku. Ohh so sweet. Spontan aku seneng dan gembira. Tapi aku gugup untuk membalas pertanyaan tersebut. Aku harus menjawab bagaimana ini, aku takut jika dia cuma pelampiasan ataukah sekedar main-main dengan perkataannya. Karena kelamaan aku menjawabnya membuat kak Nuri lagi-lagi meyakinkan kepadaku agar aku percaya kepadanya. Tanpa pikir panjang lagi aku pun menjawabnya kalau aku juga suka dengannya. Rasa lega yang begitu dalam dan rasa takut malu dan senang pun menjadi satu.
            Satu bulan sudah aku jalani hubungan ini dengan kak Nuri. Saat ini ku merasa sangat heran dengannya. Sudah lima hari kak Nuri tidak memberi kabar, seperti biasanya. Lalu aku mencoba untuk menelfonnya.
“Hallo, assalamu’alaikum kak.”
“walaikumsalam, siapa ya?”
“ini aku kak, masa udah lupa?”(tanyaku heran)
”maaf, aku Vera ceweknya Nuri.”
“........”. ( aku terdiam tanpa kata)
Aku kaget dan tak berdaya untuk melanjutkan pembicaraan. Air mataku yang sudah tersimpan lama kini membasahi pipiku. Aku lemas duduk terpaku dengan air mata yang mengalir deras. Ini semua seperti mimpi. Tak kuasa hati ini menerima kenyataan. Akhirnya dengan kesedihanku dan kebencianku tak terbendung. Akupun berkomunikasi lewat e-mail dengan kak Nuri. Karena aku tahu hp kak Nuri di bawa cewek itu. Gak mungkin ini terjadi. Aku mengajak kak Nuri untuk bertemu secara langsung dan menyelesaikan masalah. Akupun mengajak bertemu dengannya di sebuah tamans. Pukul 09.00 tepat.
“sory, telat tadi jalan macet.” katanya dengan cuek
“kak mau kakak apa sih. Kenapa kakak gak ngasih tahu aku kalau kakak ternyata sudah punya cewek!” teriakku sambil menangis
“okey, kakak minta maaf. Kakak emang salah, kakak udah ngebohongin adik.”
“apa!! please kak, kakak udah berjanji dengan aku untuk tidak menyakiti hati aku, dan menyakinkan kalau kakak serius, tapi apa!!”
“ya, memang aku berkata seperti itu kepada kamu, tapi ini semua Cuma sandiwara aja.”
“kak? Aku udah lama mengagumi kakak, kak Nuri yang ku kenal itu baik, tapi kenyataannya dia PEMBOHONG!!” teriakku dengan tangis tiada henti
“sakit kak, sakit?? Kenapa gak dari dulu aja kak Nuri jujur kepadaku. Aku gak bakalan sakit hati.”
Semua pertemuan ini menjadi moment kisah tragis dan menyedihkan. Aku tak kuat menahan amarah dan sakit hati ini. Begitu jahatnya dia padaku. Apa karena aku masih SMA. Ya Tuhan kenapa engkau beri aku cobaan seperti ini. Setelah pertemuan itu aku tetap menangis, di rumah setiap akan melakukan kegiatan pasti meneteskan air mata. Seorang penyemangat yang ku kagumi kini berubah menjadi seorang yang ku benci dan pembohong. Di sekolah, di rumah aku menjadi seorang yang lemah tanpa ada semangat. Apa hidupku akan seperti ini. Aku meneteskan air mata hingga pipiku basah.
“Ver, bangun sudah pagi?” teriak ibu
Aku kaget lalu aku bangun dan duduk.
“kenapa pipi kamu basah?” tanya ibu heran
“hah, ternyata mimpi?” cetusnya sambil mengusap air mata
Aku langsung memeluk ibu. Kenapa aku memimpikan masa lalu. Memang menyakitkan tapi ingin ku buang jauh-jauh hingga tak ada bekas lagi dalam hati ini. Kataku dalam hati. Aku peluk erat  ibu dan tak bisa membendung air mata lagi. end