Kecewa
Malam
begitu gelap, sunyi, dan dingin. Hujan deras mengguyur semua daerah Candimulyo.
Aku duduk termenung di jendela. Ku pandangi luar rumah dari jendela. Tak ada
satupun orang yang berlalu lalang seperti biasanya. Semua masalah yang ada pada
diriku dan selalu hadir didepanku. Kini semua masa lalu kini tinggal kenangan.
Sakit rasanya jika teringat masa lalu terulang kembali. Ingin rasanya untuk
membuang jauh-jauh rasa sakit hati. Tak banyak yang dapat aku lakukan kecuali
berdoa dan memohon kepada Tuhan.
“Ver, kamu
kenapa?” tanya Ibu tiba-tiba mengagetkan
“emm, gak papa bu?”
jawabku kaget dan gugup sambil mengusap air mata
“kalo,
gak kenapa-napa, terus kenapa kamu menangis dan melamun di malam hari, gak baik
Ver?” kata Ibu sambil memberikan nasehat
Aku hanya
tersenyum. Lalu aku pun berdiri dan menutup jendel. Duduk di tempat tidur,
kemudian Ibu mendekatinya.
“apa kamu ada
masalah?”tanya Ibu heran dan sambil mengelus rambutku
“gak, papa kok
bu?” jawabku dengan senyuman
“ya, sudah kamu
tidur dulu, jangan lupa berdoa, besok bangun pagi-pagi?”
“iya bu.”
Aku
membentangkan selimut keseluruh tubuh hingga menutupi badan kecuali muka.
Terasa hangat. Lalu aku menutup mata setelah berdoa.
***
“hai, kak?”
sapaku
“hai, dik gimana
kabarnya?” tanya kak Nuri
“baik, kakak
sendiri gimana?” tanyaku
“alhamdulilah
baik, oh ya gimana sekolah kamu, kemarin kamu dapat peringkat berapa?”
“dapat peringkat
1 di kelas, tapi itu semua juga berkat suport dari kakak yang selalu menjadi
penyemangat bagiku.”
“oh, ya masa
sih?” respon kak Nuri sambil senyum
Sudah lamanya
aku mengenal kak Nuri. Dan sekarang adalah pertemuan pertamaku dengan kaka Nuri
yang kebetulan sedang bermain di alun-alun Magelang. Sungguh terpukau diriku
dengan kak Nuri seorang mahasiswa di Universitas Yogyakarta, dia orangnya baik,
suka ngasih semangat dan tak pandang bulu untuk berteman. Kenyatannya dia mau
beteman dengan ku seorang siswa SMA. Tak heran jika aku mengaguminya.
“oh,
ya kakak salut loh sama kamu karena kamu pintar dapat peringkat 1, pertahanin
ya peringkatnya?” ucap kak Nuri
“hmmm..., iya
kak makasih?” tersenyum malu
“kamu lapar,
gak?” tanyanya
“iya, sih kak?”
jawabku dengan malu
“kita makan
dulu, yuk? di sana.” ajak kak Nuri
Akhirnya
kami makan berdua dan berbincang-bincang. Siang itu tampak cerah dan bahagianya
diriku karena bisa berduaan dengan orang yang aku kagumi. Sudah banyak hal yang
ku ketahui tentang kak Nuri. Begitu pula aku bercerita banyak tentang diriku.
Tak terasa matahari semakin condong ke barat. Kami asyik ngobrol dan bercanda
ria. Sampai tak kenal waktu. Lalu, kami berpisah dan pulang ke masing-masing
rumah. Tapi sebelum tapi berpisah, kak Nuri mengajak aku besok untuk bertemu
dengannya lagi di tempat yang sama. Sungguh bahagianya diriku. Hari ini adalah
moment paling indah yang pernah aku kualami besama cowok. Apalagi dia baik
banget. Sampai rumah pun aku masih teringat moment tadi siang bersama kak Nuri.
“aduh, anak ibu
yang sedang berbunga-bunga?” tanya ibu
Aku tersenyum
menyeringai.“ah... ibu mau tahu aja emang anaknya bahagia itu tidak boleh?”
cetusku
“ya, bukannya
begitu. Kan ibu juga pernah muda.”
“iya, bu? Vera
juga ngerti kok. Ya pokoknya Vera lagi bahagia.”
Aku
pun tersenyum pada ibu dan ibu membalas dengan senyuman. Aku menanti esok hari
untuk bertemu dengan kak Nuri. Rasanya semakin semangat diriku untuk
mengerjakan sesuatu. Aku membuka jendela kamar, aku tahu ini malam hari tapi ku
ingin menyapa bintang di atas, ku tebarkan senyuman kepada bintang. Ya Tuhan
maha suci engkau menciptakan segala isi di dunia dan maha suci engakau
memberikan kebahagiaan pada ku.
***
Minggu
pagi, matahari terbit menyinari rumahku. Ayam-ayam keluar dari kandangnya. Kini
aku sudah berdandan dan siap untuk pergi bertemu dengan kak Nuri sesuai
janjinya. Aku berpenampilan serapi mungkin untuk bertemu dengannya agar dia
tidak kecewa jika nanti melihatku. Selama perjalanan aku terus kepikiran dengan
kak Nuri. Dia pake baju warna apa , ya. Tiba-tiba aku berpikir kenapa dari tadi
malam aku sering memikirkan kak Nuri. Apakah aku suka dengannya. Aku tersentak
kaget. Ya Tuhan apa aku ini lagi jatuh cinta. Tapi entahlah. Sesampainya di
tempat perjanjian. Aku melihat seseorang cowok memakai baju kemeja warna hitam.
Dia melambaikan tangan ke arahku. Ku coba dekati ternyata betul dia kak Nuri.
Wow, keren sekali kak Nuri. Aku pun bersalaman dengannya dan setelah itu kami
ngobrol berdua. Di sela-sela canda tawa. Tiba-tiba kak Nuri memberikan suatu
pertanyaan yang membuat diriku tersentak kaget. Ya Tuhan apakah aku sedang
bermimpi, kak Nuri bilang ke aku kalau dia suka ke aku. Ohh so sweet. Spontan
aku seneng dan gembira. Tapi aku gugup untuk membalas pertanyaan tersebut. Aku
harus menjawab bagaimana ini, aku takut jika dia cuma pelampiasan ataukah
sekedar main-main dengan perkataannya. Karena kelamaan aku menjawabnya membuat
kak Nuri lagi-lagi meyakinkan kepadaku agar aku percaya kepadanya. Tanpa pikir
panjang lagi aku pun menjawabnya kalau aku juga suka dengannya. Rasa lega yang
begitu dalam dan rasa takut malu dan senang pun menjadi satu.
Satu bulan sudah aku jalani hubungan
ini dengan kak Nuri. Saat ini ku merasa sangat heran dengannya. Sudah lima hari
kak Nuri tidak memberi kabar, seperti biasanya. Lalu aku mencoba untuk
menelfonnya.
“Hallo,
assalamu’alaikum kak.”
“walaikumsalam,
siapa ya?”
“ini aku kak,
masa udah lupa?”(tanyaku heran)
”maaf, aku Vera ceweknya
Nuri.”
“........”. (
aku terdiam tanpa kata)
Aku
kaget dan tak berdaya untuk melanjutkan pembicaraan. Air mataku yang sudah
tersimpan lama kini membasahi pipiku. Aku lemas duduk terpaku dengan air mata
yang mengalir deras. Ini semua seperti mimpi. Tak kuasa hati ini menerima
kenyataan. Akhirnya dengan kesedihanku dan kebencianku tak terbendung. Akupun
berkomunikasi lewat e-mail dengan kak Nuri. Karena aku tahu hp kak Nuri di bawa
cewek itu. Gak mungkin ini terjadi. Aku mengajak kak Nuri untuk bertemu secara
langsung dan menyelesaikan masalah. Akupun mengajak bertemu dengannya di sebuah
tamans. Pukul 09.00 tepat.
“sory, telat
tadi jalan macet.” katanya dengan cuek
“kak mau kakak
apa sih. Kenapa kakak gak ngasih tahu aku kalau kakak ternyata sudah punya
cewek!” teriakku sambil menangis
“okey, kakak
minta maaf. Kakak emang salah, kakak udah ngebohongin adik.”
“apa!! please
kak, kakak udah berjanji dengan aku untuk tidak menyakiti hati aku, dan
menyakinkan kalau kakak serius, tapi apa!!”
“ya, memang aku
berkata seperti itu kepada kamu, tapi ini semua Cuma sandiwara aja.”
“kak? Aku udah
lama mengagumi kakak, kak Nuri yang ku kenal itu baik, tapi kenyataannya dia
PEMBOHONG!!” teriakku dengan tangis tiada henti
“sakit kak,
sakit?? Kenapa gak dari dulu aja kak Nuri jujur kepadaku. Aku gak bakalan sakit
hati.”
Semua
pertemuan ini menjadi moment kisah tragis dan menyedihkan. Aku tak kuat menahan
amarah dan sakit hati ini. Begitu jahatnya dia padaku. Apa karena aku masih
SMA. Ya Tuhan kenapa engkau beri aku cobaan seperti ini. Setelah pertemuan itu
aku tetap menangis, di rumah setiap akan melakukan kegiatan pasti meneteskan
air mata. Seorang penyemangat yang ku kagumi kini berubah menjadi seorang yang
ku benci dan pembohong. Di sekolah, di rumah aku menjadi seorang yang lemah
tanpa ada semangat. Apa hidupku akan seperti ini. Aku meneteskan air mata
hingga pipiku basah.
“Ver, bangun
sudah pagi?” teriak ibu
Aku kaget lalu
aku bangun dan duduk.
“kenapa pipi
kamu basah?” tanya ibu heran
“hah, ternyata
mimpi?” cetusnya sambil mengusap air mata
Aku
langsung memeluk ibu. Kenapa aku memimpikan masa lalu. Memang menyakitkan tapi
ingin ku buang jauh-jauh hingga tak ada bekas lagi dalam hati ini. Kataku dalam
hati. Aku peluk erat ibu dan tak bisa
membendung air mata lagi. end